Sore itu di
asrama putri tercinta, disebuah kota hujan dan kota pelajar serambi mekkah. Saat berkumpul dengan
anggota kamar enam, ada dua orang senior yang biasa kami panggil uni me dan uni
pet, dan dua orang junior kami, anggota kamar saat itu ada tujuh orang, yang
ada hanya enam orang, satu lagi adalah uni rini, ia jarang tinggal di aspi
(red. Asrama putri).
Tawa
canda sore itu sangat hangat, entah kenapa timbul situasi panas antara aku dan
temanku ririn, kami saling dorong-dorong, masing-masing berusaha menyelamatkan
diri agar tidak terjatuh, anehnya saat situasi panas tersebut
penduduk kamar enam hanya duduk dikasur mereka sambil menikmati cemilan, mereka sepertinya menikmati adu kekuatan
super kami berdua, ririn dengan tubuh kurusnya(sekarang udah gendut :P) tak
disangka punya kekuatan super, memang dia sangat rajin minum minyak hati ikan koi
dengan botol paling jumbo.haha
Meski
aku sedikit lebih besar dari ririn, sama sekali aku tidak berkutik saat
melawannya, tulang tulangku rasanya mau rontok semua. Akhirnya kekuatanku
melemah, saat itulah kesempatan besar bagi ririn dengan mata berbinar, dan senyum
sinis mendorong tubuhku ke sebuah lemari, punggungku terbentur ke lemari
setinggi dada milik uni me, lemarinya goyang dan menjadi miring, sumpalan balok
kayu dikaki sebelah kiri lemarinya yang hilang lepas, hampir saja isinya tumpah
ruah, aku yang tak berdaya mengerang kesakitan, sumpah sakit sekali. Saat seperti
itu wajah manis ririn berubah pucat, aku
melipat kakiku kedada dan menekurkan kepalaku seraya menutup mukaku dengan
kedua telapak tangan.
Para
penonton yang tadi menikmati adu kekuatan kami sekarang tak mampu lagi
mengunyah cemilannya, semuanya teriak “asailah riiin, asaaailah riiin” wajah
ririn bertambah pucat, memohon maaf kepadaku, timbul pikiran iseng ku untuk
mengerjai ririn, cukup lama aku bertahan dalam acting menangisku, aku menjadi
senang mendengar ririn mememohon-mohon maaf kepadaku, suaranya mulai terdengar
parau, terdengar hendak menangis, lama-lama kau kasihan juga, apalagi sudah
pegal badanku semua, tapi aku ingin sedikit lagi mengodanya dengan pura-pura
menangis, sebenarnya aku sedang tertawa(hiiihihi)
Akhirnya capek
juga mendengar ririn merengek, aku juga tidak bisa menahan pegal-pegal badanku.. tiba tiba
“HAHAHAHAHAHAHAHA” tawa ku lepas
Penduduk kamar
yang tadi sudah resah menunggu kelanjutan hidupku kini berubah berseri, dan
ikut tertawa.
“huh dasaaaar”
dengan logat khas ala kami ririn mengoceh
“daaaasssssssssar
puraa-puraaa, cemas sayaaaa, smackdown beko baliak” lagi-lagi logat khas itu membuat aku
terpingkal-pingkal tidak karuan.
Aku puas
melihat muka ririn yang manyun, matanya yang mulai berair dan logat khas ala
kami berdua. Semua warga kamar bertepuk tangan, acting luar biasa ku mendapat
acungan jempol, hahaha :P
Saat hari itu,
hal yang menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi ku dan ririn adalah kejadian
itu, dan banyak lagi kenangan yang tidak bisa digoreskan lewat tulisan.
Mengingatnya membuat ketawa, menerbitkan rindu untuk mengulang hari-hari ceria
diasrama, rindu digodai ririn, rindu dengan semua tentang nya.. love u riiiin :D
photo: Bangunan asrama putri satu berjuta kenangan ;)
Pasang:14 oktober 2012
Nice story..:)
BalasHapuskeep writing...