Jumat, 24 Desember 2010

= GORENGAN AMAK=







“Goreng… yo… Goreng… nak goreng… bakwan, tahu isi, pisang goreng…goreng yo goreng…!”
            Seperti biasa, teriakan wanita setengah baya itu terdengar sangat jelas dari dalam kamar kos ku, amak rosidah, penjual gorengan keliling, di komplek mahasiswa di tempat aku kuliah, suaranya sangat kuat dan nyaring, style baju kaos oblong dengan ciput menutupi kepala, dan celana training panjang,  suara yang di tunggu-tunggu mahasiswa yang keroncongan perutnya setiap pagi, termasuk aku,  biasanya setelah mendengar teriakan amak kami berhamburan keluar dari kos, seperti anak ayam kedatangan induknya yang membawa makanan.
            Senyuman ramah dan bersahabatan milik amak lah yang membuat gorengannya laku keras, meskipun rasa gorengan yang di jualnya tak begitu enak, tapi bagi kami mahasiswa, kadang rasa terletak pada peringkat dua, karena rasa lapar mengalahkan semua rasa,hehe. Kami pun sibuk memilih-milih gorengan yang akan kami beli, mana yang lebih besar dan gemuk isinya, amak tetap sabar meski kadang kami kelamaan memilih-milih.
Meskipun umur amak hampir mencapai 60 semangatnya sangat besar, bahkan aku yang masih muda,merasa malu dengan amak. Ia mampu berjalan kaki untuk berkeliling komplek, sedangkan aku baru berjalan dari kos ke kampus sudah ngos-ngosan, amak memang wanita yang kuat. Amak bercerita pada kami di sela-sela transaksi jual beli gorengan, bahwa gorengan ini bukan amak yang membuatnya, tapi gorengan ini dibuat oleh orang lain, dan amak bertugas menjual gorengan ini berkeliling seputar komplek tempat tinggal mahasiswa. Profesi ini ia lakukan sejak suaminya meninggal, dan ia mempunyai 5 orang anak yang masih kecil-kecil, saat itu pun amak tak punya keahlian apa-apa, namun seorang tetangga yang baik hati memberikkan amak pekerjaan ini.
“Alhamdulillah mak bisa menyekolahkan semua anak mak semuanya, yang besar sekarang sudah kuliah juga, semester lima”
“cowok apa cewek mak?” Tanya seorang pembeli iseng, diikuti teriakan oleh teman-temannya, ia cengengesan.
“cowok, namanya agus” jawab amak
“boleh tu mak” kembali pembeli iseng tadi menimpal, dan diikuti kembali teriakan U yang panjang oleh teman-temanya.
Amak tersenyum,tampak beberapa giginya yang sudah ompong , dalam hati aku mengagumi emak.
                                                            ******
Pagi ini perutku terasa sangat lapar, semalam tak diisi sesuap nasipun, perutku mulai terasa perih, gawat maag ku kambuh. Sudah dua jam dari subuh tak ku dengar suara emak, biasanya sekitar jam 7.00  amak sudah berteriak dengan suara khas nyaringya, tapi suara itu belum juga terdengar menggema.
Untung saja ada teman sekamar yang punya sebungkus roti, meskipun bagiku itu belum mengenyangkan, tapi cukuplah untuk meredakan rasa sakit ini.
aneh ya Uni, kok amak belum datang juga, biasanya pagi ini amak sudah jualan?” tanyaku pada Uni aisyah, kakak kamarku di kos
mungkin saja amak telat” jawab uni aisyah yang tetap serius dengan laptopnya.
Perutku terdengar keroncongan, mau beli makanan, warung belum buka pagi ini, meski ada yang buka, tapi jauh dari komplek kos ku, aku malas melangkah, dan merasa malu kalah dari emak yang sudah berumur.
                                                            ********
Sudah satu minggu lebih amak tak datang, bermacam-macam pertanyaan timbul di benak kami para customer amak, kemanakah emak?
Beberapa kali setelah usai sholat subuh, aku mengintip dari jendela, berharap aku bisa melihat amak datang dengan gorengannya, perutku kembali lapar, aku tak sempat memasak, karena kemarin jadwal kuliahku sangat padat dan tak sempat ke pasar membeli bahan untuk memasak. Tampak juga dari luar jendela beberapa orang teman dari kos sebelah duduk-duduk di depan teras, masing-masing memegang piring, “mungkin mereka menunggu emak” gumamku, namun memang amak tak datang, akhirnya mereka bubar dengan wajah kecewa.
Kali ini aku mulai kesal,ini sudah minggu yang ketiga batang hidung amak tak tampak, menunggu amak yang tak ada kabarnya, hilang entah kemana, sepertinya di luar sana masih ada juga costumer yang setia pada amak, masih dengan sebuah piring di tangan mereka, aku pastikan mereka akan kecewa lagi.
Dikampus pun cerita hilangnya amak, menjadi topik hangat akhir-akhir ini oleh teman-teman mahasiswa satu komplekku, banyak desas desus yang terlontar tanpa sumber yang akurat, ada yang bilang amak sakit, ada yang bilang amak berhenti, ada juga yang bilang amak sudah dipanggil oleh tuhan mengingat umur amak yang sudah tua. Aku hanya geleng-geleng kepala, meski terkadang terpengaruh, tapi aku belum begitu percaya.
 Subuhpun merangkak, kumandang azan sayup-sayup terdengar dan berselang seling, sholat subuh berjamaah di kos memang menjadi kegiatan rutin, setelah usai sholat kami tadarus bersama.
Tiba-tiba
“AAAAAAAAAA………………………..” terdengar pekikan beberapa perempuan dari luar kos.
Sontak kami semua kaget, dan bergegas keluar dari kos mencari sumber suara tadi, tergopoh-gopoh keluar dengan tetap memakai mukena yang belum sempat di tanggalkan.
Mata kami tertuju pada sebuah sosok yang yang berdiri di seberang jalan. Sosok yang samar-samar terlihat karena kabut pagi. Perlahan sosok itu mendekat dan mendekat, jelaslah sosok itu.
“AAAAAMMMMMAAAAAAKKKKKKKK…………” kami semua spontan berteriak. Kami berlari kearah amak dan memeluk amak, amak kaget dan sedikit heran, amak tersenyum.
Amak datang, amak gorengan yang kami tunggu selama ini, pertanyaan kami terjawab oleh hadirnya amak. Kami semua merindukan amak, desas-desus tentang amak tak begitu adanya, amak sehat lahir batin tak ada cacatnya. Namun sedikit berrbeda amak memakai jilbab panjang hingga bawah dada dan memakai kaos berlengan panjang, tapi tetap memakai celana training panjangnya.
Ketika ditanya kemana amak selama ini, amak menjawab .
            “Amak naik haji”
(Dibawah biru langit minggu, padang 19 december 2010, 7.28am)

4 komentar:

  1. mbak,..
    transfer dong gorengan tu emak,.
    beleh juga tu penganjel badan bagian kalimantan tengah,..
    kwkwkwk,..
    jual gorengan bisa naik haji,..
    jadi bingung nih,.
    pak langga ja yng jual nasi n banyak fens2 nya (apalagi Siswa baru tuh) tapi kagak naik2 haji,
    allah yubrik fik,.
    titp salam untuk emak penjual goreng,..(+_+)

    BalasHapus
  2. hehhehe....bingung ya kok mpe tiba2 bisa naik haji...
    emeng disengajain gak dijelasin...biar orang bingung...
    tapi kisah ni nyata loo..hehe
    makasih mas komentnya ^_^

    BalasHapus
  3. Athaaaaaaaa.... cerpen ini bikin surprised... ckckck ^_^ salut sama amak....

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...